Budaya Asli Bojonegoro yang Masih Terjaga dan Dilestarikan

Diposting pada

Bojonegoro adalah kota kecil yang terkenal dengan laskar Angkling Darma nya di kalangan pesepakbola, kota yang kaya dengan hasil minyak buminya, kota yang kaya akan adat istiadat dan kebudayaanya, dan kota yang kaya akan wisata sejarahnya.

Bojonegoro mempunyai budaya yang sangat banyak dari warisan nenek moyang sehingga jika kalian mau mengunjugi kota ini nantinya pasti akan menemui beberapa adat budaya yang tidak ada di daerah lain. Karena itulah nilai budaya di Bojonegoro cukup bagus. Berikut beberapa budaya dari Kabupaten Bojonegoro :

Masyarakat Samin

Dusun Jepang, salah satu dusun dari 9 dusun di Desa Margomulyo yang berada di kawasan hutan dengan luas 74, 733 hektar. Jarak sekita 4,5 kilometer dari ibukota Kecamatan Margomulyo, 69 kilometer arah barat-selatan atau kurang lebih denga jarak tempuh antara 2-2,5 jam perjalanan dengan kendaraan dari ibu kota Bojonegoro.

Masyarakat samin yang tinggal di dusun tersebut, adalah figur tokoh atau oran-orang tua yang gigih berjuang menentang Kolonial Belanda dengan gerakan yang dikenal dengan Gerakan Saminisme, yang dipimpin oleh Ki Samin Surosentiko. Dalam Komunitas Samin tidak ada istilah untuk membantu Pemerinrtah Belanda seperti menolak membayar pajak, tidak mau kerja sama, tidak mau menjual apalagi memberi hasil bumi kepada Pemerintah Belanda. Prinsip dalam memerangi kolonial Belanda melalui penanaman ajaran Saminisme yang artinya sami-sami amin (bersama-sama) yang dicerminkan dan dilandasi oleh kekuatan, kejujuran, kebersamaan dan kesederhanaan.

Sikap perjuangann mereka dapat dilihat dari profil orang samin yakni gaya hidup yang tidak bergelimpangan harta, tidak menjadi antek Belanda, bekerja keras, berdoa, berpuasa dan berderma kepada sesama. Ungkapan-ungkapan yang sering diajarkan antara lain :

  • Sikap lahir yang berjalan bersama batin diungkapkan yang berbunyi sabar, nrimo, rilo dan trokal (kerja keras).
  • Tidak mau merugikan orang lain diungkapkan dalam sikap sepi ing pamrih rame ing gawe.
  • Selalu hati-hati dalam berbicara diungkapkan ojo waton ngomong, ning ngomong kang maton.

Lokasi masyarakat Samin (dusun Jepang) memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi obyek wisata melalui pengembangan paket Wisata Homestay bersama masyarakat Samin. Hal yang menarik dalam paket ini ialah para wisatawan dapat menikmati suasana dan gaya hidup kekhasan masyarakat Samin. Untuk rintisan tersebut, kebijakan yang telah dilakukan adalah melalui penataan kampung dan penyediaan fasilitas sosial dasar

Wayang Thengul

Budaya Asli Bojonegoro berikutnya adalah wayang thengul. Salah satu kesenian wayang asli Bojonegoro dan saat ini tinggal 12 dalang yang masih aktif memainkan Wayang Thengul. Salah satunya dilakukan oleh Dalang Mardji Deglek secara keliling. Wayang ini berbentuk 3 dimensi dan biasanya dimainkan dengan diiringi gamelan “Pelog/Slendro”. Wayang Thengul ini memang sudah jarang dipertujukan lagi, namun keberadaannya tetap dilestarikan terutama di Kecamatan Kanor yang berjarak ± 40 Km dari Kota Bojonegoro.

Karnaval Budaya

Karnaval Budaya digelar setiap tahun dalam rangka memperingati Hari Jadi Kemerdekaan dan sekaligus perayaan Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro. Karnaval Budaya ini diikuti semua lapisan masyrakat, mulai dari pelajar hingga masyarakat umum dengan mengusung tema “Ragam Budaya Bojonegoro”.

Sedekah Bumi (Nyadranan)

Budaya Asli Bojonegoro yang sering kita temui di Bojonegoro adalah kabiasaan masyarakat disetiap desa yang mempunyai hari-hari tertentu atau bulan-bulan tertentu untuk melakukan kegiatan sedekah bumi atau bersih desa, atau yang lebih populer lagi disebut dengan kegiatan nyadranan, merupakan sarana bersyukur kepada Tuhan YME. Sedekah bumi biasanya dilakukan pada saat musim penghujan datang, selain itu padaa saat panen raya yang telah selesai dilakukan dan mereka mensyukiuri hasil panennya dengan cara sedekah bumi. Sedekah bumi yaitu acara yang berupa makan makan dan acara ini dilaksanakan pada tempat tempat yang dianggap suci, selain itu biasanya juga dilakukan di kantor kepala desa.

Kebudayaan Tari Tradisonal Tayub (Sindiran)

Kebudayaan tari tayub adalah salah satu tarian yangsangat terkenal atau terpopuler di daerah Bojonegoro. tari ini sering disebut juga dengan tari sindiran. disebut tari sindiran karenatarian ini selalu melantukan syair yang berupa sindiran hingga menarik banyak penonton yang ingin berjoget bersama. tarian ini biasanya di selenggarakan ketika ada acara hajatan masyarakat Bojonegoro. dan pada saat kegiatan sedekah bumi atau nyadranan, seperti yang saya jelaskan di bagian pertama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *