Seni Tari Tradisional Asli Trenggalek Jawa Timur

Diposting pada

Seni Tari – Trenggalek merupakan kabupaten kecil, indah dan menarik. Banyak obyek yang bersifat khas daerah. Kabupaten yang kaya potensi wisata menarik yang dapat menjadi pilihan untuk dikunjungi, baik wisata alam maupun wisata budaya.

Seni Tari Gandong

Nama Gandong, berasal dari kentongan digantung dan apa bila dipukul akan bergerak kesana kemari (gandul-gandul) dan akan mengeluarkan suara dong-dong. Dari perpaduan antara gandul-gandul dengan dong, maka dinamakan tari tersebut tari Gadong. Tarian yang mengikuti irama yang dibunyikan melalui kentongan dan diikuti gamelan tradisional lain, sehingga menimbulkan suara merdu.

Tari Gandong terkenal sangat unik, selain para pemain terdiri dari kaum lelaki, pakaian yang dikenakan para pelaku kesenian serba hitam layaknya seorang warok Ponorogo. Namun, tidak mengunakan ikat kepala (udeng) akan tetapi memakai caping gunung khas adat desa.

Alat musiknya tradisional dan sangat sederhana, hanya terdiri dari gendang, gong, angklung dari bambu dan kentongan serta lesung atau tempat menumbuk padi ala zaman dulu.

Seni Tari Jaranan Turonggo Yakso

Merupakan kesenian asli kabupaten Trenggalek. Yang pada awalnya kesenian ini berasal dari “Baritan” yaitu sebuah ritual yang dilakukan oleh masyarakat kecamatan Dongko sejak lama.

Berkat jasa Bapak Puguh yang juga merupakan warga Dongko, dengan memperkenalkan kesenian Turonggo Yakso akhirnya kesenian ini mulai dikenal sebagai kesenian asli Trenggalek yaitu pada tahun 80-an. Tari Jaranan Turonggo Yakso ini menceritakan tentang kemenangan warga desa dalam mengusir marabahaya atau keangkaramurkaan yang menyerang desanya.

Tari Tiban

Tari Tiban atau lebih tepatnya ritual Tiban merupakan tari atau ritual rakyat yang turun temurun menjadi bagian kebudayaan masyarakat Trenggalek. Tari Tiban selalu dipertujukkan saat musim kemarau yang berkepanjangan dengan tujuan sebagai permohonan diturunkannya hujan.

Tari Tiban terbagi menjadi 2 kelompok, masing-masing dipimpin 1 orang wasit atau biasa disebut Landang atau Plandang. Dalam ritual ini selalu diiringi dengan alunan musik layaknya gamelan lengkap yang terdiri dari kendang, kentongan, dan gambang laras.

Ritual ini cenderung ritual layaknya ajang mengadu ilmu ketrampilan atau kesaktian sambil menari-nari dan saling mencambuk dengan hitungan yang ditentukan oleh Landang. Cambuk yang digunakan dalam tari ini terbuat dari lidi pohon aren yang biasa di sebut ujung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *